Ini Penyebab Banjir Bandang di Sukabumi
TERASBERITA.NET | Kabupaten Sukabumi dilanda bencana alam mulai dari banjir, longsor, hingga pergerakan tanah. BPBD mencatat total ada 166 titik bencana alam yang terjadi. Secara rinci, tanah longsor terjadi di 66 titik, banjir 35 titik, angin kencang 15 titik dan pergerakan tanah di 17 titik.
Sementara itu, dampak kejadian dialami oleh 180 KK dengan 461 jiwa, mengungsi 98 KK dengan 247 jiwa, warga terancam 143 KK dengan 239 jiwa, 3 orang meninggal dunia dan 4 orang tertimbun longsor.
Kepala Dinas (Kadis) Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Barat, Dikky Achmad Sidik mengungkapkan, bencana banjir yang melanda Kabupaten Sukabumi diakibatkan oleh luapan sejumlah sungai hingga merendam beberapa kecamatan di Kabupaten Sukabumi.
Dikky menilai, bencana banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi tergolong luar biasa. Curah hujan yang terjadi di wilayah Sukabumi, terutama pada Selasa (03/12) dan Rabu (04/12), menunjukkan angka yang sangat ekstrem.
“Pada Selasa malam, data yang kami rekap pada Rabu pagi menunjukkan ada beberapa pos curah hujan yang angkanya sangat tinggi, ada yang mencapai 200 mm. Bahkan, 261 mm per hari. BMKG sendiri menyatakan bahwa curah hujan lebih dari 150 mm per hari dan itu sudah dianggap ekstrem,” kata Dikky saat meninjau lokasi bencana di Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Kamis (5/12/2024).
Lebih lanjut, kondisi pendangkalan sungai juga tidak mampu menampung debit air yang besar. “Kapasitas sungai kita sudah terlewati, bahkan setelah kami cek, beberapa titik di peta sebaran hujan periode berulang 50 tahunan menunjukkan bahwa debit air yang terjadi hampir mencapai angka 50 tahunan,” ujarnya.
“Sementara, kapasitas sungai kita masih terbatas, bahkan ada beberapa yang kapasitasnya kurang dari 10 tahun. Akibatnya, debit air melebihi kapasitas dan meluap, merendam pesawahan dan pemukiman di sekitar sungai,” sambungnya.
Dalam menghadapi kondisi ini, Dikky menyampaikan bahwa pihaknya akan segera melakukan langkah-langkah penanganan. “Kami akan melakukan assessment cepat, memeriksa kondisi tanggul-tanggul dan memastikan mana yang perlu segera diperbaiki,” ucap dia.
Bukan hanya itu, pihaknya juga mengaku akan melakukan pengerukan untuk menambah kapasitas sungai. Namun, kata dia, pihaknya mengalami keterbatasan alat berat dan akses sehingga pengerukan baru bisa dilaksanakan di satu lokasi yaitu di Sungai Cipalabuhan, Kecamatan Palabuhanratu.
Dikky juga menyebutkan penanganan pengerukan di titik sungai lainnya, seperti Sungai Ciletuh dan Sungai Cikaso masih menunggu aksesibilitas yang saat ini masih terbatas.
“Untuk sungai lainnya seperti Ciletuh, pengerukan tetap akan dilakukan, namun kami harus menunggu akses jalan yang memungkinkan untuk membawa alat berat ke sana,” tutupnya.(*)
.